Mundurnya Jaya Hartono sebagai pelatih Persib bukan tanpa alasan. Salah satunya karena cacian yang terus diterimanya selama melatih persib.
Keluh kesah tersebut sempat dituturkan Jaya setelah dirinya menyerahkan surat pengunduran diri secara tertulis kepada manajemen Persib Bandung Bermartabat (PBB).
Dengan muka yang terlihat kesal dan sedikit memendam emosi, ia menceritakan segala keluh kesahnya selama menjadi pelatih 'Maung Bandung'.
"Ya alasan saya mengundurkan diri pertama tidak ada lagi kenyamanan saat melatih. Saya merasa ada tekanan. Padahal saya selama ini sudah all out," tutur Jaya dalam konferensi pers di Stadion Persib Jalan Ahmad Yani Jumat (16/4/2010).
Alasan kedua, Jaya merasa tidak nyaman ketika ada spanduk yang menyinggung dirinya sempat terpampang di Stadion Persib.
"Saya tidak nyaman dengan adanya spanduk itu, dan itu juga bukan sekali. Sebelumnya juga pernah. Sayapun tidak tahu maksudnya apa. Selain itu sebagai manusia juga punya kekurangan, kelebihan dan batas kewajaran," ceritanya.
Singgungan bobotoh di media massa dalam kolom surat pembaca juga dirasa mengganggu dirinya. "Saya punya batas kesabaran. Saya dituding ini itulah, lalu tidak becus. Ya tentu saja saya punya batas kesabaran. Dan saya merasa tidak kuat," ujarnya lagi.
Ditambahkannya, ia mengambil putusan mengundurkan ini dengan pertimbangan yang matang. Untuk masyarakat khususnya Bandung, Jaya pun memohon maaf.
"Ya kalau selama ini saya belum bisa memberikan yang terbaik. Walaupun saya sudah berusaha maksimal ya saya minta maaf," ucapnya. "Tapi harus gimana lagi ketika saya harus menerima caci maki dan saya ini punya harga diri. Terus terang membuat saya sakit," sambung Jaya.
Jaya menegaskan, daripada ia harus terus menerima cacian lebih baik ia mengundurkan diri. "Tapi bukan berarti karir saya akan berhenti," tandasnya.
Kepada squad tim Persib Bandung, Jaya berpesan agar Persib harus bisa terus eksis, konsisten dan berprestasi.
Rabu, 21 April 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar